Di sebuah desa Kota Luzhou, Provinsi Sichuan, semenjak 22 agustus tahun lalu, ada seorang warganya mempunyai “kekuatan aneh", ia sanggup menciptakan benda apa saja yang gampang terbakar jikalau beliau sentuh menjadi terbakar.
Seperti pada pakaian yang dikenakan, sangkar babi, lumbung padi atau rumahnya, satu hari sanggup hingga berkali-kali.
Belakangan para warga desa tidak lagi bekerja menyerupai biasa, mereka ke rumah warga tersebut, menyiapkan air atau sejenisnya untuk memadamkan api setiap saat.
Lantas mengapa tanpa lantaran yang terperinci sanggup terbakar? Apakah fenomena alam, atau kekuatan unik di tubuh atau ada sesuatu yang tersembunyi? Dengan disertai pertanyaan-pertanyaan ini, reporter mengunjungi desa tersebut, dan melaksanakan kunjungan investigasi.
Warga yang di badannya menyalakan api itu berjulukan Deng Deshu, usia 33 tahun, seorang ibu 2 anak. Menurut keterangan warga setempat, bahwa semenjak 22 Agustus 2006 kemudian pk. 15.00 petang, di mana semenjak terjadi kebakaran pertama di sangkar babi milik Deng Deshu, kayu bakar dan lumbung padinya selalu terbakar, belakangan api menjalar ke badannya, pakaian yang dikenakan kerap terbakar, terkadang satu hari hingga 4 kali terbakar.
Di mana ada Deng Deshu, di situ ada api, dan asal benda yang di sentuhnya meskipun jauh juga akan terbakar.
Dan yang lebih membingungkan lagi adalah, kain yang basah, payung yang masih meneteskan air hujan tenyata juga sanggup terbakar.
‘Api aneh’ kerap menyala, ini menciptakan warga setempat menjadi sangat gelisah. Demi untuk membantu Deng Deshu mengetahui penyebab kebakaran itu, dengan berkoordinasi dengan dinas pemadam kebakaran setempat, reporter mengadakan investigasi, dan dalam pemeriksaan tersebut, petugas pemadam kebakaran mengesampingkan kemungkinan Deng Deshu yang menyalakan api.
Lantas dari mana asal api yang demikian asing dan misterius ini? Bukan saja mengkremasi barang, bahkan mengkremasi orang, selain itu pakaian yang dikenakan Deng Deshu berkali-kali terbakar, kemudian apakah sekujur badannya penuh dengan luka bakar?
Setelah ditanyakan pada yang bersangkutan, reporter mendapati, bahwa Deng Deshu belum pernah terbakar, mungkinkah api asing ini sanggup tahu mana yang pakaian dan manusianya, atau memang Deng Deshu sendiri yang menyalakan api ?
Semua orang tidak percaya kalau Deng Deshu yang menyalakan api itu, kemudian reporter mengambil satu setel pakaian yang terbakar di tempat dan mencoba membakarnya, dan ia mendapati tidaklah gampang mengkremasi pakaian itu hingga menyala, butuh beberapa waktu biar pakaian itu terbakar.
Kaprikornus jikalau Deng Deshu sendiri yang menyalakannya juga mustahil menciptakan pakaian itu akan terbakar dengan cepat.
Apakah pemicu terjadinya “kebakaran"? itu?
Dari tubuh geologi setempat, reporter mengetahui, kawasan Luzhou kaya akan hasil gas alam, selain itu masyarakat setempat menggunakan gas metana.
Lantas apa memang ketika gas-gas ini terhimpun dalam kepekatan tertentu, bertemu dengan sumber api kemudian terbakar?
Kemudian hebat geologi setempat membawa suatu detector gas majemuk, menilik udara di sekitar rumah Deng Deshu, selama ada gas yang sanggup terbakar, detector ini akan mengeluarkan sinyal peringatan, mereka mengadakan demo di tempat dengan korek gas, dan jikalau detector tersebut mengeluarkan bunyi tit…tit…, maka udara di sekitar Deng Deshu dipastikan bermasalah, dan hal yang bekerjsama akan segera diketahui.
Namun, sehabis mendeteksi udara dalam ruang lingkup yang luas, detector tersebut tidak memberi sinyal apapun. mereka kemudian mengumpulkan air, tanah, sample bekas benda terbakar, kemudian di bawa ke laboratorium untuk di tes lebih lanjut
Insinyur analitis kabupaten Hejiang yakni Zhou Zhiming menuturkan, jikalau KNaF (kalium, natrium dan fosfor) mencapai kepekatan tertentu, dan menghasilkan hydrogen, maka tidak tertutup kemungkinan akan mengakibatkan kebakaran.
Namun, hasil percobaan menunjukkan, kadar kalium, natrium dan fosfor dalam sample sangat sedikit. KNaF dalam jumlah kecil sama sekali tidak cukup untuk menjadikan kebakaran.
Jika memang dalam lingkungan geologi tidak terdapat benda yang sanggup terbakar, kemudian apa yang mengakibatkan terjadinya api asing itu? untuk proses pembakaran di butuhkan 3 syarat, pertama harus benda yang sanggup terbakar, contohnya pakaian yang dikenakan Deng Deshu itu yakni benda yang sanggup terbakar, berikutnya yakni benda yang sanggup membantu kebakaran, zat asam di sekitar udara kita yakni benda yang sanggup membantu kebakaran, dan syarat yang ketiga yakni yang paling utama yakni sumber api, artinya membantu benda itu mencapai suhu pembakaran, atau dengan kata lain menyalakan benda ini.
Jika dianalisis dari ke tiga faktor ini, dan mencari tahu lantaran terjadinya api di tubuh Deng Deshu, maka harus menemukan sumber apinya, dan jikalau hendak mengetahui sumber api tersebut, harus mengetahui bagaimana asal api dari semula yang tidak ada menjadi ada, atau sumber api yang sekilas itu, bekerjsama bagaimana proses api itu menyala.
Pakaian yang terbakar
Di dikala reporter tengah kebingungan, warga desa setempat menyampaikan bahwa pernah ada yang melihat nyala api, ini membuatnya kegirangan.
Namun, dari dongeng warga setempat reporter mengetahui, kalau semua yang mereka saksikan itu yakni pengecap api merah yang sudah menyala, tapi tidak ada yang pernah melihat kilasan nyala api itu.
Lantas apa benar api itu tiba dan pergi tanpa bekas, kami juga pernah mencoba meminta Deng Deshu untuk menawarkan beberapa petunjuk pada kami.
Dan jawabannya menciptakan kami sangat terkejut, berdasarkan penuturan Deng Deshu, setiap dikala api menyala, sekujur badannya akan menghasilkan panas.
Lantas apa benar panas di tubuhnya itu yakni lantaran timbulnya kebakaran tersebut? jikalau benar, maka pakaian yang terbakar, akan menciptakan kulitnya secara pribadi terkontak dengan api, namun Deng Deshu menyampaikan bahwa kulitnya tidak mengalami luka bakar sedikitpun.
Demi untuk mengambarkan keunikan kulit Deng Deshu, reporter membawanya ke rumah sakit di Universitas Huaxi, Sichuan, dan di dikala itu, reporter mulai mengadakan kontak bersahabat dengannya, sehabis diperiksa, ternyata memang tidak mengalami luka terbakar, lagipula kulitnya tidak ada kelainan apapun dengan kulit orang pada umumnya, hanya saja agak kering.
Jika hendak menciptakan kulit mengkremasi pakaian, maka kulit perlu mensuplai tingkat suhu hingga mengkremasi pakaian, yaitu titik nyala pakaian.
Pakaian yang biasa dikenakan, terbuat dari kain, titik nyala api pada suhu 200 °C atau diatas 200°C, suhu normal tubuh kita kurang lebih 37°C, dan suhu Deng Deshu sepenuhnya normal.
Dari suhu tubuh mustahil menciptakan pakaian hingga terbakar.
Hasil percobaan yang mengejutkan
Dalam penantian proses pemeriksaan, reporter terus berusaha berko
munikasi dengan Deng Deshu. Karena tidak mengerti bahasa nasional, reporter sengaja mendatangkan seorang warga setempat sebagai penerjemah, tapi percakapan dengannya tetap saja terasa sulit.
Jangan-jangan kondisi jiwa Deng Deshu juga dipengaruhi oleh api asing tersebut? sehubungan dengan ini, reporter kemudian menghubungi dokter sentra kesehatan jiwa dan dokter internis penggalan saraf untuk menilik Deng Deshu, dan balasannya ditemukan inteligensinya hanya setara dengan belum dewasa usia 10 tahun, dan ini menciptakan kami cukup terkejut.
Tapi, selain mandeknya perkembangan mental, tubuh Deng Deshu tidak ada kelainan apapun. Bukan beliau yang menyalakan api, bukan juga lantaran faktor geologi, tubuhnya juga tidak ada kelainan apapun, rekaman pelacakan selama 50 jam itu, reporter tidak melihat tanda-tanda apapun timbulnya nyala api di badannya.
Api yang digunakan di rumah Deng Deshu juga normal, selain beberapa arak putih, tidak ada lagi benda apapun yang sanggup membantu terjadinya nyala api.
Kami curiga jangan-jangan duduk kasus itu terletak pada arak putih tersebut, dan sehubungan dengan pertanyaan ini, reporter mengunjungi doktor Jiangyi dari forum riset kimia cabang Chengdu forum ilmu kedokteran China.
Menurut Jiangyi, bahwa dalam kehidupan sehari-hari, arak putih sanggup terbakar, ia menggunakan alkohol bebas air, tepatnya ia melaksanakan tes dengan komposisi arak putih.
Arak putih di tuang ke atas pakaian, dengan demikian sanggup menyala di bawah suhu agak rendah, di dikala demikian sanggup melihat nyala api warna hijau, dan sehabis arak putih itu terbakar habis, ia membantu pakaian mencapai titik api, pakaian kemudian mulai terbakar dan di dikala itu menghasilkan nyala api warna kuning.
Dari demo tersebut secara mengejutkan kami mendapati, bahwa fenomena arak putih yang terbakar sama persis dengan api asing di tubuh Deng Deshu yang diceritakan warga desa setempat sebelumnya, selain itu Jiangyi juga melaporkan kepada kami, bahwa terdapat satu ciri khusus dalam proses pembakaran tersebut, ketika terbakar, tidak akan mengkremasi kulit, namun, terakhir ketika pakaian terbakar dan menjadi nyala api warna kuning, akan mengkremasi secara pribadi pada kulit, dengan demikian gampang menciptakan kulit rusak terbakar.
Fenomena ganjil sanggup muncul kembali dalam percobaan biasa, meski kain yang gres dibasahi dengan air, tapi jikalau di celup dengan alcohol juga akan gampang terbakar, bahkan nyala apinya akan berkobar-kobar.
Namun, arak putih tidak akan terbakar dengan sendirinya, ia perlu sumber api, lantas dari manakah sumber api itu sebenarnya?
Bukan ia yang menyalakan api, juga bukan lantaran faktor geologi, lantaran timbulnya api sekarang hanya berada di tubuh Deng Deshu itu sendiri.
Lagipula dari pemeriksaan celana yang terbakar, reporter mendapati titik timbulnya api sepertinya sangat teratur, semuanya dimulai dari lutut, dan muncul di titik yang gampang disentuh dalam kehidupan sehari-hari.
Apakah lantaran Deng Deshu tanpa sengaja menuangkan arak ke tubuhnya, kemudian tanpa disengaja terkontak dengan api, tapi tanpa disadarinya sendiri.
Sehingga mengakibatkan pakaiannya terbakar dan celananya berlubang, atau memang dirinya yang menyalakan api, jikalau benar, kemudian mengapa ia berbuat demikian?
Wakil administrator sentra kesehatan jiwa rumah sakit Universitas Huaxi, Sichuan yakni Yang Yanchun mengatakan, satu tindakan yang tidak disengaja, tiba-tiba telah menarik perhatian, terhadap sikap ini yakni suatu yang diperkuat, merasa proses ini masih akan menjadikan suatu makna tertentu atau suatu kepuasan, sehingga tindakan ini akan diperkuat.
Lagipula sikap ini rentan terjadi pada kelompok dan belum dewasa yang inteligensinya lebih rendah.
Selama 50 jam dalam pelacakan dan liputan terhadap Deng Deshu, tidak terjadi fenomena timbulnya api. Dulu ketika timbulnya api di badannya kebanyakan terjadi di rumah.
Meski, terakhir kami tidak melihat kilasan timbulnya api, kami hanya menduga sebab-sebab terjadinya api tersebut, namun kami yakin dari hasil wawancara tersebut, mungkin dalam benak kita telah mendapat jawabannya.
Kami juga berharap semoga Deng Deshu sekeluarga sanggup segera terbebas dari gangguan api asing yang membelenggunya itu.
Baca juga Misteri Leak Bali
Mau Berkomentar? Silahkan Follow Twitter Blog ini @blackberrism atau Klik di sini,
Untuk Facebook like Di sini. Komentar, Mention dan Retweet anda akan Otomatis Tampil
Di Halaman Depan Blog ini. Mari Berteman dengan Pengunjung yang lain. Terimakasih
Sumber: /search?q=deng-deshu-sang-manusia-apiUntuk Facebook like Di sini. Komentar, Mention dan Retweet anda akan Otomatis Tampil
Di Halaman Depan Blog ini. Mari Berteman dengan Pengunjung yang lain. Terimakasih
Comments
Post a Comment