Mencengangkan!! Ritual Mesum Di Gunung Kemukus

Ritual Seks Di Gunung Kemukus - Mungkin sudah banyak yang tahu wacana ritual mencari pesugihan semacam babi ngepet dan sebagainya yang dilakukan orang di Gunung Kemukus. Namun ada ritual yang asing satu lagi di gunung ini ritual itu ialah ritual mesum dan parahnya lagi yang dilakukan ialah bekerjasama seks dengan pasangan tidak sah. Seperti apa kisah nya?

 
Ritual jorok menyerupai bokep ini banyak juga dilakukan oleh orang-orang yang mencari jalan pintas untuk menjadi kaya, bahkan lebih pintas dari Bisnis Online hehe. Bagaimana bekerjsama ritual ini sanggup menjadi semacam tata cara dan menjadi semacam tradisi yang sesat? Gunung Kemukus terletak di Desa Pendem, Kecamatan Sumber Lawang, Kabupaten Sragen, 30 km sebelah utara Kota Solo.

Untuk mencapai daerah ini tidak terlalu sulit, dari Solo sanggup naik bus jurusan Purwodadi dan turun di Belawan (di sebelah kiri jalan akan kita temukan pintu gerbang yang bertuliskan “Daerah Wisata Gunung Kemukus”) dari sini sanggup naik ojek atau berjalan kaki menuju tempat penyeberangan dengan perahu. Perlu diketahui bahwa semenjak penggenangan Waduk Kedung Ombo, Gunung Kemukus menjadi menyerupai sebuah "pulau" tetapi pada waktu demam isu kemarau air akan surut dan mudah kita tidak memerlukan lagi jasa penyeberangan.

Gunung Kemukus identik sebagai daerah wisata seks alasannya di tempat ini orang sanggup sesuka hati mengkonsumsi seks bebas dengan alasan untuk menjalani laris ritual ziarahnya, itulah syarat jika mereka ingin kaya dan berhasil. Dalam suatu hukum yang tidak resmi diwajibkan bahwa setiap peziarah harus berziarah ke makam Pangeran Samudro sebanyak 7 kali yang biasanya dilakukan pada malam Jum’at Pon dan Jum’at Kliwon atau pada hari-hari dan bulan yang diyakhini baik, melaksanakan relasi seksual dengan seseorang yang bukan suami atau istrinya (mereka boleh membawa pasangannya sendiri atau mungkin bertemu di sana). Haduh-haduh... dari sini aja sudah kelihatan gak benernya.

Mari kita ikuti konon sejarahnya, meskipun masih ada yang menganggapnya hanya sebuah legenda rakyat daerah. Dikisahkan wacana seorang Pangeran dari kerajaan Majapahit yang berjulukan Pangeran Samudro (ada yang menyebut aristokrat ini berasal dari Majapahit, ada pula yang mengira dari zaman Pajang), Pangeran Samudro ini jatuh cinta kepada ibunya sendiri (Dewi Ontrowulan). Ayahanda Pangeran Samudro yang mengetahui relasi anak-ibu tersebut menjadi marah dan kemudian mengusir Pangeran Samudro.

Dalam kenestapaannya, Pangeran Samudro mencoba melupakan kesedihannya dengan melanglang buana, kesudahannya ia hingga ke Gunung Kemukus. Tak usang kemudian sang ibunda menyusul anaknya ke Gunung Kemukus untuk melepaskan kerinduan. Wah ibu dan anak sama bejatnya nih!

Namun sial, sebelum sempat ibu dan anak ini melalukan relasi intim, penduduk sekitar memergoki mereka berdua yang kemudian merajamnya secara beramai-ramai hingga keduanya meninggal dunia. Keduanya kemudian dikubur dalam satu liang lahat di gunung itu juga. Namun berdasarkan cerita, sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Pangeran Samudro sempat meninggalkan sebuah pesan yaitu kepada siapa saja yang sanggup melanjutkan relasi suami-istrinya yang tidak sempat terealisasi itu akan terkabul semua permintaannya.

Konon selengkapnya ia berujar demikian, "Baiklah saya menyerah, tapi dengarlah sumpahku. Siapa yang mau menggandakan perbuatanku , itulah yang menebus dosaku dan saya akan membantunya dalam bentuk apapun".

Yang terang Anda jangan ikuti jejaknya ya, alasannya pasti akan mengalami akhir tragis menyerupai Pangeran Samudro yang bejat itu. Buktinya tempat itu menjadi bejat juga hingga sekarang, menjadi tempat operasi para perempuan malam dengan alasan menjadi peziarah.

175 Anak Tangga

Sekitar 300 meter dari kompleks makam, di kaki bukit sebelah Timur, terdapat Sendang Ontrowulan. Sendang ini merupakan mata air yang dipakai Ontrowulan untuk menyucikan diri supaya sanggup bertemu putranya. Mata air itu tak pernah kering meski pada demam isu kemarau panjang sekalipun. Bagi yang percaya, air di sendang itu sanggup menciptakan infinit muda.

Kawasan itu pun dilindungi oleh rimbunnya pohon nagasari yang menjulang tinggi. Menurut Mbok Rumirah, penduduk orisinil GK, usia pohon nagasari terbilang tua. Konon, pohon-pohon itu tumbuh dari kembang-kembang hiasan rambut yang terlepas dari kepala Ontrowulan usai ia melaksanakan penyucian diri.

Kalau datangnya melewati pintu gerbang depan, Anda harus menaiki 175 anak tangga sebelum hingga ke makam. Namun, bila memutar lewat pintu belakang, yaitu melewati Sendang Ontrowulan, Anda harus melewati jalan berbatu yang mendaki sejauh sekitar satu km. Aktivitas jalan kaki itu menciptakan jantung Anda berdenyut kencang sebelum hingga ke makam.

Malam Jumat Pon
Sampai di teras makam, Anda akan diterima seorang kuncen (juru kunci) yang duduk di bersahabat perapian. Bau kemenyan merebak di sana. Setelah memberikan niat, sang kuncen akan mendoakan Anda dengan mantra yang tak terang terdengar.

Setelah itu, Anda diminta untuk masuk ke dalam bangunan utama. “Anda sanggup memberikan semua niat dan keinginan. Asal dengan sungguh-sungguh, pasti segala harapan akan terkabul,” kata Hasto (51 tahun), kuncen generasi kedelapan yang telah bekerja semenjak tahun 1987 itu.

Gunung Kemukus dimalam hari.
Menurut kuncen (juru kunci) itu, pada setiap malam Jumat Pon jumlah pengunjung membludak, mencapai ribuan orang. Puncak ziarah, katanya, terjadi pada malam Jumat Pon atau Jumat Kliwon di bulan Suro atau Muharam.

Pada malam itu biasanya peziarah mencapai belasan ribu orang. Masih kata Hasto, justru banyak pengunjung asal Jawa Barat yang tiba ke tempat ini. Memang objek ini populer alasannya terdapat seribu mimpi indah yang sanggup diraih di sana.

Makam Pangeran Samudro diyakini mempunyai tuah yang sanggup mendatangkan berkah bagi mereka yang memohon dengan sungguh-sungguh. Sebut saja ingin sukses berdagang, gampang jodoh, atau karier cepat menanjak.

Sayangnya, objek ini terkontaminasi oleh mitos-mitos sesat. Misalnya, niat seseorang akan terpenuhi asal ia harus bekerjasama seks dengan pria atau perempuan yang bukan suami atau istrinya. Padahal, tidak ada dasar cukup berpengaruh untuk membenarkan mitos ini. Hasto, sang kuncen, juga tidak pernah tahu dari mana mitos itu berasal.

Karena itu, kini pada hitungan 150 anak tangga menuju makam, Dinas Pariwisata Kabupaten Sragen memasang pengumuman melarang perbuatan asusila. Namun, begitulah seks, selalu mempunyai daya magnetis yang kuat. Apalagi banyak orang yang percaya akan kebenaran mitos di atas.

Terlepas dari itu, bila kita ingin menikmati pemandangan Bukit Kemukus dan sedikit berolahraga dengan menaiki anak tangga kemudian berziarah, pasti Anda akan mendapat kepuasan jasmani dan rohani. Bila Anda kemalaman, tak usah khawatir, di sekitar bukit, ratusan rumah penduduk menyediakan jasa penginapan.


Baca juga Burger Setan Termahal Di Dunia