Dalam teori evolusi Darwin terdapat generasi mahluk yang hilang, atau dikenal dengan missing-link, penghubung antara generasi mahluk berbulu-berekor ibarat monyet dan mahluk cerdas Homo Sapiens (manusia).
Selama puluhan tahun banyak mahir mencari fosil, dan bila perlu mendapatkan bukti hidup. Laporan-laporan di bawah ini merupakan citra bagaimana dugaan ihwal missing-link atau evolusi mata rantai itu telah ditemukan.
1. Monyet Sungai Tarra
Selama puluhan tahun banyak mahir mencari fosil, dan bila perlu mendapatkan bukti hidup. Laporan-laporan di bawah ini merupakan citra bagaimana dugaan ihwal missing-link atau evolusi mata rantai itu telah ditemukan.
1. Monyet Sungai Tarra
Francois De Loys, pencari minyak bumi asal Swiss memimpin ekspedisi di Columbia dan Venezuela dari tahun 1917 sampai 1920. Saat berkemah di bersahabat Sungai Tarra, dua mahluk setinggi 1.57 meter yang ibarat monyet mendatangi kemah.
Lenguhan dan perilaku yang ingin menyerang menciptakan De Loys terpaksa menembak. Sang pejantan mati sementara betinanya melarikan diri. Saat inilah De Loys gres sadar jikalau ia menembak "monyet" yang aneh. Mahluk ini tidak berekor dan mempunyai susunan gigi 32 buah - bandingkan dengan monyet yang mempunyai 36 buah gigi.
De Loys kemudian mendudukkan monyet tersebut, mengganjal mukanya dengan tongkat kemudian memotretnya. Ia melupakan tragedi ini sampai kembali ke Eropa. Pada tahun 1929, seorang teman yang juga antropolog, George Montandon menemukan foto milik De Loys. Foto ini pun dipublikasikan. Ironis, banyak kritik berdatangan yang menyampaikan foto tersebut belum mengambarkan soal missing-link.
2. Apeman
Lenguhan dan perilaku yang ingin menyerang menciptakan De Loys terpaksa menembak. Sang pejantan mati sementara betinanya melarikan diri. Saat inilah De Loys gres sadar jikalau ia menembak "monyet" yang aneh. Mahluk ini tidak berekor dan mempunyai susunan gigi 32 buah - bandingkan dengan monyet yang mempunyai 36 buah gigi.
De Loys kemudian mendudukkan monyet tersebut, mengganjal mukanya dengan tongkat kemudian memotretnya. Ia melupakan tragedi ini sampai kembali ke Eropa. Pada tahun 1929, seorang teman yang juga antropolog, George Montandon menemukan foto milik De Loys. Foto ini pun dipublikasikan. Ironis, banyak kritik berdatangan yang menyampaikan foto tersebut belum mengambarkan soal missing-link.
2. Apeman
Sebuah foto dari tahun 1937 dimuat di majalah Het Leven ini menggambarkan manusia kera (apeman) yang semakin mendekati bentuk tepat "manusia". Bibirnya masih tebal ibarat milik monyet, namun rambutnya serupa rambut manusia. Tubuhnya bungkuk seolah pembuktian tahapan evolusi ketika pra-manusia belum sanggup bangun tegak ibarat sekarang.
Selama puluhan tahun foto ini mungkin menggegerkan banyak orang. Namun kini justru menuai banyak kritik. Gambar yang belakangan sempat beredar di media online diyakini pura-pura fotografer Het Leven. Mahluk bungkuk ini sebetulnya hasil make-up, apalagi dahinya yang selalu tertutup rambut merupakan bukti biar make-up pada wajah si "apeman" sanggup disembunyikan.
3. Yeti, Big Foot, dan Yowie
Selama puluhan tahun foto ini mungkin menggegerkan banyak orang. Namun kini justru menuai banyak kritik. Gambar yang belakangan sempat beredar di media online diyakini pura-pura fotografer Het Leven. Mahluk bungkuk ini sebetulnya hasil make-up, apalagi dahinya yang selalu tertutup rambut merupakan bukti biar make-up pada wajah si "apeman" sanggup disembunyikan.
3. Yeti, Big Foot, dan Yowie
Legenda ihwal manluk besar ibarat monyet namun bangun tegak telah banyak beredar selama bertahun-tahun. Beberapa orang meyakini pernah menyaksikan dan percaya keberadaannya. Toh, belum ada penelitian yang berhasil menemukan sebagai bukti.
Sir Edmun Hillary, orang pertama yang menginjakan kaki di puncak Everest pernah melihat Yeti, mahluk besar berbulu penghuni padang salju ketika mendaki gunung tersebut. Hillary juga telah menciptakan gambar berskala 1/27 atas apa yang dilihatnya. Ia berencana akan mencari Yeti pada ekspedisi selanjutnya, walau kenyataannya ia tidak pernah lagi melihatnya.
Big Foot, mahluk besar berbulu menjadi "urban legend" di Amerika. Banyak orang yakin akan keberadaan Big Foot di dalam hutan. Kisahnya juga sering diangkat ke dalam film. Satu-satunya foto yang berhasil merekam keberadaannya dibentuk C. Thomas Biscardi dari San Jose, California, seorang petualan alam liar pada tahun 1980. Tapi, dari foto tersebut, apakah itu benar-benar Big Foot atau insan berkostum?
Di Australia juga ada legenda ihwal mahluk besar yang disebbut Yowie. Penduduk Aborigin percaya bahwa Yowie, mahluk setinggi 5 kaki ini masih hidup.
4. Orang Pendek Sumatera
Sir Edmun Hillary, orang pertama yang menginjakan kaki di puncak Everest pernah melihat Yeti, mahluk besar berbulu penghuni padang salju ketika mendaki gunung tersebut. Hillary juga telah menciptakan gambar berskala 1/27 atas apa yang dilihatnya. Ia berencana akan mencari Yeti pada ekspedisi selanjutnya, walau kenyataannya ia tidak pernah lagi melihatnya.
Big Foot, mahluk besar berbulu menjadi "urban legend" di Amerika. Banyak orang yakin akan keberadaan Big Foot di dalam hutan. Kisahnya juga sering diangkat ke dalam film. Satu-satunya foto yang berhasil merekam keberadaannya dibentuk C. Thomas Biscardi dari San Jose, California, seorang petualan alam liar pada tahun 1980. Tapi, dari foto tersebut, apakah itu benar-benar Big Foot atau insan berkostum?
Di Australia juga ada legenda ihwal mahluk besar yang disebbut Yowie. Penduduk Aborigin percaya bahwa Yowie, mahluk setinggi 5 kaki ini masih hidup.
4. Orang Pendek Sumatera
Indonesia sebagai negara tropis pun mempunyai dongeng legenda ihwal mahluk-mahluk berbulu serupa monyet. Di Sumatera kabarnya terdapat Orang Pendek ibarat simpanse namun berjalan tegak.
Orang Pendek yaitu salah satu makhluk cryptozoology yang hidup dan tersebar di beberapa kawasan di Pulau Sumatera. Menurut para saksi yang pernah melihat Orang Pendek, makhluk ini mempunyai tinggi kira-kira 70-75 cm, tubuhnya ditutupi oleh rambut-rambut yang lebat yang berwarna hitam kecokelatan, dan berjalan tegak. Kadang-kadang ada beberapa saksi yang menyampaikan Orang Pendek sering berteriak dengan suara-suara yang aneh.
Pada awalnya, banyak para peneliti yang menganggap bahwa Orang Pendek yaitu salah satu jenis simpanse atau siamang yang salah diidentifikasi oleh para saksinya. Tetapi, mereka berubah pikiran sehabis mengetahui bahwa para saksi menyampaikan bahwa Orang Pendek berjalan tegak. Bukti yang lainnya yaitu jejak kaki Orang Pendek yang tidak sanggup diidentifikasi sebagai sejenis simpanse atau siamang.
W Osman Hill, salah spesialis cryptozoologist yang terkenal, menganggap bahwa Orang Pendek masih mempunyai korelasi dengan insan purba jenis Homo Erectus yang ditemukan di Jawa. Sedangkan, beberapa mahir cryptozoologist lain menyampaikan bahwa Orang Pendek tidak mempunyai korelasi dengan Homo Erectus melainkan dengan Hobbit dari Flores. Sedangkan, para penduduk lokal yang tinggal di mana Orang Pendek sering memunculkan dirinya menyampaikan bahwa Orang Pendek yaitu makhluk yang ramah, sehingga mereka mendapatkan keberadaan Orang Pendek dengan toleransi apapun.
Misteri Orang Pendek mulai tersiar kabarnya pada kala ke-20, tepatnya pada tanggal 21 Agustus 1915. Pada tanggal 21 Agustus 1915, Edward Jacobson menemukan jejak-jejak kaki misterius di tepi Danau Tebo yang berada di cuilan Tenggara Gunung Kerinci, Propinsi Jambi. Pemandunya, Mat Getoep, menyampaikan bahwa jejak-jejak kaki yang setiap jejak panjang 5 inci tersebut yaitu milik Orang Pendek.
Makhluk ini kemudian mendapatkan sorotan internasional sehabis seorang penulis berkebangsaan Inggris, Demorah Matyr, menemukan sekumpulan jejak-jejak kaki yang diperkirakan sebagai jejak Orang Pendek di Barat Daya Sumatera. Kemudian, Matyr mencetak jejak-jejak kaki itu dengan gips dan membawanya ke pemerintah yang mengurus taman nasional. Tetapi, sayangnya cetakan jejak-jejak kaki tersebut hilang entah kemana.
Setelah 5 tahun meneliti, kesannya Matyr melihat Orang Pendek di wilayah Gunung Kerinci pada 30 Sepetember 1994. Setelah jarak beberapa puluh meter dari Matyr, makhluk itu kemudian menoleh ke arahnya kemudian lari menjauh dan menghilang di dalam hutan.
Pada tahun 1995, ketika gempa besar melanda Lampung, beberapa penduduk lokal melihat Orang Pendek keluar dari hutan, mungkin takut sebab gempa besar tersebut.
Pada tahun 2001, sekelompok tim ekspedisi amatir yang dipimpin oleh Adams Davies menemukan sekumpulan jejak kaki yang dipercaya sebagai jejak Orang Pendek. Kemudian, jejak-jejak kaki tersebut dikirim ke Cambridge untuk diidentifkasi. Hasilnya yaitu jejak kaki tersebut yaitu seekor simpanse dengan abjad gibon, orangutan, simpanse, dan manusia.
Pada awal September 2009, mereka melaporkan bahwa mereka menemukan sekumpulan jejak kaki yang diduga sebagai jejak kaki Orang Pendek. Selain itu, dua dari anggota tim ini, yaitu Dave Archer dan Sahar Didmus mengaku melihat Orang Pendek. Mereka menyampaikan bahwa bentuk Orang Pendek ibarat simpanse tetapi berjalan tegak ibarat manusia.
Orang Pendek yaitu salah satu makhluk cryptozoology yang hidup dan tersebar di beberapa kawasan di Pulau Sumatera. Menurut para saksi yang pernah melihat Orang Pendek, makhluk ini mempunyai tinggi kira-kira 70-75 cm, tubuhnya ditutupi oleh rambut-rambut yang lebat yang berwarna hitam kecokelatan, dan berjalan tegak. Kadang-kadang ada beberapa saksi yang menyampaikan Orang Pendek sering berteriak dengan suara-suara yang aneh.
Pada awalnya, banyak para peneliti yang menganggap bahwa Orang Pendek yaitu salah satu jenis simpanse atau siamang yang salah diidentifikasi oleh para saksinya. Tetapi, mereka berubah pikiran sehabis mengetahui bahwa para saksi menyampaikan bahwa Orang Pendek berjalan tegak. Bukti yang lainnya yaitu jejak kaki Orang Pendek yang tidak sanggup diidentifikasi sebagai sejenis simpanse atau siamang.
W Osman Hill, salah spesialis cryptozoologist yang terkenal, menganggap bahwa Orang Pendek masih mempunyai korelasi dengan insan purba jenis Homo Erectus yang ditemukan di Jawa. Sedangkan, beberapa mahir cryptozoologist lain menyampaikan bahwa Orang Pendek tidak mempunyai korelasi dengan Homo Erectus melainkan dengan Hobbit dari Flores. Sedangkan, para penduduk lokal yang tinggal di mana Orang Pendek sering memunculkan dirinya menyampaikan bahwa Orang Pendek yaitu makhluk yang ramah, sehingga mereka mendapatkan keberadaan Orang Pendek dengan toleransi apapun.
Misteri Orang Pendek mulai tersiar kabarnya pada kala ke-20, tepatnya pada tanggal 21 Agustus 1915. Pada tanggal 21 Agustus 1915, Edward Jacobson menemukan jejak-jejak kaki misterius di tepi Danau Tebo yang berada di cuilan Tenggara Gunung Kerinci, Propinsi Jambi. Pemandunya, Mat Getoep, menyampaikan bahwa jejak-jejak kaki yang setiap jejak panjang 5 inci tersebut yaitu milik Orang Pendek.
Makhluk ini kemudian mendapatkan sorotan internasional sehabis seorang penulis berkebangsaan Inggris, Demorah Matyr, menemukan sekumpulan jejak-jejak kaki yang diperkirakan sebagai jejak Orang Pendek di Barat Daya Sumatera. Kemudian, Matyr mencetak jejak-jejak kaki itu dengan gips dan membawanya ke pemerintah yang mengurus taman nasional. Tetapi, sayangnya cetakan jejak-jejak kaki tersebut hilang entah kemana.
Setelah 5 tahun meneliti, kesannya Matyr melihat Orang Pendek di wilayah Gunung Kerinci pada 30 Sepetember 1994. Setelah jarak beberapa puluh meter dari Matyr, makhluk itu kemudian menoleh ke arahnya kemudian lari menjauh dan menghilang di dalam hutan.
Pada tahun 1995, ketika gempa besar melanda Lampung, beberapa penduduk lokal melihat Orang Pendek keluar dari hutan, mungkin takut sebab gempa besar tersebut.
Pada tahun 2001, sekelompok tim ekspedisi amatir yang dipimpin oleh Adams Davies menemukan sekumpulan jejak kaki yang dipercaya sebagai jejak Orang Pendek. Kemudian, jejak-jejak kaki tersebut dikirim ke Cambridge untuk diidentifkasi. Hasilnya yaitu jejak kaki tersebut yaitu seekor simpanse dengan abjad gibon, orangutan, simpanse, dan manusia.
Pada awal September 2009, mereka melaporkan bahwa mereka menemukan sekumpulan jejak kaki yang diduga sebagai jejak kaki Orang Pendek. Selain itu, dua dari anggota tim ini, yaitu Dave Archer dan Sahar Didmus mengaku melihat Orang Pendek. Mereka menyampaikan bahwa bentuk Orang Pendek ibarat simpanse tetapi berjalan tegak ibarat manusia.
Baca juga Kapal Laut Pencabut Nyawa Terbanyak
sumber:forum.viva.co.id
Comments
Post a Comment