Sudah 12 tahun Lupita dan Carmen Andrade hidup sebagai kembar siam. Dengan badan menyatu di penggalan dada hingga kaki, dua gadis asal Meksiko itu ingin menikmati hidup bahu-membahu hingga tua. Mereka tak mau pisah. Munculnya wacana operasi pemisahan sontak menciptakan perasaan mereka hancur. "Mengapa Ibu ingin memotong kami?" dua gadis itu meratap di hadapan sang ibu, dikutip dari laman Guardian.
Kekuatan doa mungkin yang menciptakan wacana itu mendadak buyar. Dokter bedah menyatakan bahwa pemisahan tidak mungkin. Terlalu banyak organ vital yang menyatu, termasuk tulang di penggalan bawah tubuh.
"Kami dihubungkan oleh torso. Kakak saya, Lupita, mempunyai lekukan di punggung yang sangat serius, dan saya punya duduk kasus dengan perut," kata Carmen yang segera sumringah begitu dokter menyatakan bahwa mereka mempunyai cita-cita hidup panjang.
Lahir di Veracruz, Meksiko, mereka pindah ke Amerika Serikat dengan visa medis pada usia dua tahun. Mereka sekarang tinggal di New Milford, Connecticut, bersama orangtua, saudara wanita berjulukan Abby, dan seekor anjing yang mereka panggil Toby.
Mereka berguru di sekolah umum. Tidak pernah bertengkar. Sahabat anehdidunia.com satu-satunya penyebab perdebatan ialah dikala Carmen yang sanggup masuk dalam kelas normal, masih harus bergabung bersama Lupita di unit kebutuhan khusus. Carmen merasa sedikit bosan.
Hingga kini, Lupita dan Carmen masih melaksanakan terapi fisik secara intensif. Mereka mempunyai sepasang kaki sesudah Carmen mengoperasi kaki kanan, dan Lupita mengoperasi kaki kiri. Dengan keterbatasan fisik, mereka gres mulai berjalan dikala usia tiga atau empat tahun.
Semangat hidup Lupita dan Carmen yang luar biasa menyentuh hati seorang fotografer asal Amerika Serikat, Annabel Clark. Sahabat anehdidunia.com selama empat tahun, kehidupan Lupita dan Carmen menjadi objek bidikan Clark yang berniat mengubah persepsi negatif terhadap kembar siam.
Clark terlibat proyek dokumentasi misi medis, khusus belum dewasa kecil yang dibawa ke Amerika Serikat untuk pengobatan jangka panjang.
Mulanya Clark merasa cemas. Khawatir dianggap mengeksploitasi. Namun, kecemasan itu pudar melihat keceriaan Lupita dan Carmen. Clark takjub melihat kekuatan hati si kembar menepis kesulitan hidup dengan aneka macam kegiatan: senam, drama sekolah, dan latihan piano.
Clark mengaku, proyeknya dengan gadis-gadis Andrade merupakan pekerjaan jangka panjang yang serius. Ia ingin menunjukkan transformasi mereka kepada dunia, mulai dari remaja hingga beranjak dewasa.
"Kita selalu berbicara perihal kembar siam dempet dari sudut yang konvensional," ungkap Clark. "Acara-acara talkshow tidak menggugah toleransi atau pemahaman lebih terhadap mereka."
Clark berharap setiap potret yang ia bidik sanggup menciptakan orang merasa bersahabat dengan Carmen dan Lupita. Seolah sedang bermain dan berkelakar bersama gadis-gadis itu, bukannya semakin melebarkan jarak. "Saya ingin orang melihat betapa luar biasanya mereka, dan dunia mereka sama menyerupai gadis-gadis lain seusia mereka."
Sempat menampilkan hasil bidikannya dalam sebuah bazar di New York, Clark berniat menerbitkan buku fotografi. Ia akan memakai hasil penjualannya untuk membantu gadis-gadis itu.
Tak dipungkiri bahwa Lupita dan Carmen kadang gerah melihat tatapan absurd sejumlah orang atas kondisi mereka. Tapi, soal itu, Carmen punya jurus jitu membesarkan hati. "Kalau mereka menatap saya seolah-olah saya gila, saya akan menatap mereka balik seolah-olah mereka gila," kata Carmen.
Baca juga Danau Retba Yang Berwarna Pink
Kekuatan doa mungkin yang menciptakan wacana itu mendadak buyar. Dokter bedah menyatakan bahwa pemisahan tidak mungkin. Terlalu banyak organ vital yang menyatu, termasuk tulang di penggalan bawah tubuh.
"Kami dihubungkan oleh torso. Kakak saya, Lupita, mempunyai lekukan di punggung yang sangat serius, dan saya punya duduk kasus dengan perut," kata Carmen yang segera sumringah begitu dokter menyatakan bahwa mereka mempunyai cita-cita hidup panjang.
Lahir di Veracruz, Meksiko, mereka pindah ke Amerika Serikat dengan visa medis pada usia dua tahun. Mereka sekarang tinggal di New Milford, Connecticut, bersama orangtua, saudara wanita berjulukan Abby, dan seekor anjing yang mereka panggil Toby.
Mereka berguru di sekolah umum. Tidak pernah bertengkar. Sahabat anehdidunia.com satu-satunya penyebab perdebatan ialah dikala Carmen yang sanggup masuk dalam kelas normal, masih harus bergabung bersama Lupita di unit kebutuhan khusus. Carmen merasa sedikit bosan.
Hingga kini, Lupita dan Carmen masih melaksanakan terapi fisik secara intensif. Mereka mempunyai sepasang kaki sesudah Carmen mengoperasi kaki kanan, dan Lupita mengoperasi kaki kiri. Dengan keterbatasan fisik, mereka gres mulai berjalan dikala usia tiga atau empat tahun.
Semangat hidup Lupita dan Carmen yang luar biasa menyentuh hati seorang fotografer asal Amerika Serikat, Annabel Clark. Sahabat anehdidunia.com selama empat tahun, kehidupan Lupita dan Carmen menjadi objek bidikan Clark yang berniat mengubah persepsi negatif terhadap kembar siam.
Clark terlibat proyek dokumentasi misi medis, khusus belum dewasa kecil yang dibawa ke Amerika Serikat untuk pengobatan jangka panjang.
Mulanya Clark merasa cemas. Khawatir dianggap mengeksploitasi. Namun, kecemasan itu pudar melihat keceriaan Lupita dan Carmen. Clark takjub melihat kekuatan hati si kembar menepis kesulitan hidup dengan aneka macam kegiatan: senam, drama sekolah, dan latihan piano.
Clark mengaku, proyeknya dengan gadis-gadis Andrade merupakan pekerjaan jangka panjang yang serius. Ia ingin menunjukkan transformasi mereka kepada dunia, mulai dari remaja hingga beranjak dewasa.
"Kita selalu berbicara perihal kembar siam dempet dari sudut yang konvensional," ungkap Clark. "Acara-acara talkshow tidak menggugah toleransi atau pemahaman lebih terhadap mereka."
Clark berharap setiap potret yang ia bidik sanggup menciptakan orang merasa bersahabat dengan Carmen dan Lupita. Seolah sedang bermain dan berkelakar bersama gadis-gadis itu, bukannya semakin melebarkan jarak. "Saya ingin orang melihat betapa luar biasanya mereka, dan dunia mereka sama menyerupai gadis-gadis lain seusia mereka."
Sempat menampilkan hasil bidikannya dalam sebuah bazar di New York, Clark berniat menerbitkan buku fotografi. Ia akan memakai hasil penjualannya untuk membantu gadis-gadis itu.
Tak dipungkiri bahwa Lupita dan Carmen kadang gerah melihat tatapan absurd sejumlah orang atas kondisi mereka. Tapi, soal itu, Carmen punya jurus jitu membesarkan hati. "Kalau mereka menatap saya seolah-olah saya gila, saya akan menatap mereka balik seolah-olah mereka gila," kata Carmen.
Baca juga Danau Retba Yang Berwarna Pink
Comments
Post a Comment