Tidak hanya kasus pemerkosaan, India juga marak dengan kasus kekerasan terhadap wanita, salah satunya 'kawin kontrak' yang sering melibatkan anak di bawah umur. Praktek ini semakin terkenal di India selatan, di mana orang abnormal yang kaya liburan untuk membeli "istri satu bulan" untuk seks. Meskipun janji nikah kontrak jangka pendek yakni ilegal mereka sering mempunyai santunan dari keluarga setempat, yang melayani turis laki-laki dari Timur Tengah dan Afrika.
Pengantin India selama nikah massal untuk 41 pasangan di Ahmadabad, India, 20 November 2011 |
Seorang gadis muda di India dengan berani membongkar praktik 'kawin kontrak' dengan laki-laki asing, terutama yang berasal dari Timur Tengah dan Afrika. Gadis berjulukan Nausheen Tobassum yang gres berusia 17 tahun ini, membeberkan kisahnya yang menjadi korban 'kawin kontrak'. Orangtua kandung Nausheen yang memaksanya menikah dengan laki-laki paruh baya asal Sudan.
Menurut Nausheen, ibarat dilansir The Telegraph, laki-laki Sudan tersebut telah membayar uang sebesar 100 ribu Rupee untuk mempersunting dirinya sebagai 'istri' selama 4 minggu. Nausheen yang tidak ingin dikawinkan, nekat kabur dari rumah, bulan lalu, dan kemudian melapor polisi.
Kepada polisi, Nausheen menuturkan, dirinya dibawa oleh bibinya ke sebuah hotel dan di sana beliau bertemu dengan 3 cendekia balig cukup akal putri lainnya. Mereka kemudian dikenalkan kepada seorang pengusaha minyak asal Sudan. Beberapa ketika kemudian, si pengusaha yang diketahui berjulukan Usama Ibrahim Mohammed (44) mendatangi rumah Nausheen dan kemudian beliau dinikahkan dengan pengusaha tersebut. Si pengusaha sendiri diketahui telah menikah dan mempunyai dua anak di Khartoum, Sudan.
Menurut Inspektur Vijay Kumar yang menangani kasus ini, si pengusaha Sudan membayar 100 ribu Rupee kepada bibi Nausheen, Mumtaz Begum. Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 ribu Rupee diberikan kepada orangtua Nausheen, kemudian sebanyak 5 ribu Rupee diberikan kepada Qazi yang menikahkan keduanya, kemudian 5 ribu Rupee kepada penerjemah Urdu dan sisanya 20 ribu Rupee disimpan si bibi sendiri.
Menurut Nausheen, ibarat dilansir The Telegraph, laki-laki Sudan tersebut telah membayar uang sebesar 100 ribu Rupee untuk mempersunting dirinya sebagai 'istri' selama 4 minggu. Nausheen yang tidak ingin dikawinkan, nekat kabur dari rumah, bulan lalu, dan kemudian melapor polisi.
Kepada polisi, Nausheen menuturkan, dirinya dibawa oleh bibinya ke sebuah hotel dan di sana beliau bertemu dengan 3 cendekia balig cukup akal putri lainnya. Mereka kemudian dikenalkan kepada seorang pengusaha minyak asal Sudan. Beberapa ketika kemudian, si pengusaha yang diketahui berjulukan Usama Ibrahim Mohammed (44) mendatangi rumah Nausheen dan kemudian beliau dinikahkan dengan pengusaha tersebut. Si pengusaha sendiri diketahui telah menikah dan mempunyai dua anak di Khartoum, Sudan.
Menurut Inspektur Vijay Kumar yang menangani kasus ini, si pengusaha Sudan membayar 100 ribu Rupee kepada bibi Nausheen, Mumtaz Begum. Dari jumlah tersebut, sebanyak 70 ribu Rupee diberikan kepada orangtua Nausheen, kemudian sebanyak 5 ribu Rupee diberikan kepada Qazi yang menikahkan keduanya, kemudian 5 ribu Rupee kepada penerjemah Urdu dan sisanya 20 ribu Rupee disimpan si bibi sendiri.
"Keesokan harinya, beliau (pria Sudan) tiba ke rumah korban dan mengajaknya berafiliasi seks tapi korban menolak. Korban merupakan gadis muda dan sang mempelai laki-laki bahkan usianya lebih bau tanah dari ayahnya sendiri," terang Inspektur Kumar.
Orangtua Nausheen kemudian meyakinkan laki-laki Sudan tersebut bahwa mereka akan membujuk putrinya. Oleh orangtuanya, Nausheen dipaksa untuk melayani laki-laki Sudan tersebut dan mengancam akan menghukumnya kalau beliau tidak bersedia. Nausheen pun nekat kabur dari rumah. Dia pergi ke tempat Moghulpuri, Hyderabad dan kemudian ditemukan oleh patroli polisi. Kepada polisi, Nausheen menceritakan seluruh insiden yang dialaminya.
Si pengusaha Sudan pun ditangkap polisi. Demikian halnya dengan bibi Nausheen dan si Qazi yang menikahkan keduanya. Sedangkan orangtua Nausheen masih dalam pengejaran alasannya yakni berhasil kabur.
Namun polisi telah mendakwa orangtua Nausheen dengan dakwaan berlapis, mulai dari merencanakan janji nikah anak-anak, melecehkan kehormatan seorang perempuan dan kejahatan persekongkolan. Inspektur Kumar menjelaskan, di bawah aturan India, Nausheen masih tergolong anak di belum dewasa dan belum diperbolehkan menikah sampai mencapai usia 18 tahun.
"Jika seorang laki-laki Sudan ingin berafiliasi seks, beliau harus membayar 3 kali lipat (di Sudan) alasannya yakni di sana hanya ada sedikit wanita, atau beliau harus mengambil istri kedua. Sedangkan di India, gadis-gadis 'dihargai' lebih murah dan mereka lebih cantik. Bahkan kalau mereka hanya tinggal di sini selama beberapa hari, mereka akan melaksanakan praktik 'kawin kontrak' ini demi seks," tutur Kumar.
Nausheen yang sekarang tinggal di rumah penampungan pemerintah, mengaku dirinya melapor ke polisi untuk menghentikan hal serupa terjadi pada gadis-gadis lainnya.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi dan saya baiklah saja tanpa berpikir. Mereka memaksa saya. Mereka mengubah sertifikat lahir saya dan menciptakan yang palsu, yakni saya ditulis sudah berusia 24 tahun. Mereka mengeksploitasi gadis-gadis dan itulah kenapa saya melapor polisi. Saya harus menunjukkan keberanian saya terhadap orangtua saya dengan melapor polisi. Saya tidak ingin pulang ke rumah, saya takut," tandas Nausheen.
Orangtua Nausheen kemudian meyakinkan laki-laki Sudan tersebut bahwa mereka akan membujuk putrinya. Oleh orangtuanya, Nausheen dipaksa untuk melayani laki-laki Sudan tersebut dan mengancam akan menghukumnya kalau beliau tidak bersedia. Nausheen pun nekat kabur dari rumah. Dia pergi ke tempat Moghulpuri, Hyderabad dan kemudian ditemukan oleh patroli polisi. Kepada polisi, Nausheen menceritakan seluruh insiden yang dialaminya.
Si pengusaha Sudan pun ditangkap polisi. Demikian halnya dengan bibi Nausheen dan si Qazi yang menikahkan keduanya. Sedangkan orangtua Nausheen masih dalam pengejaran alasannya yakni berhasil kabur.
Namun polisi telah mendakwa orangtua Nausheen dengan dakwaan berlapis, mulai dari merencanakan janji nikah anak-anak, melecehkan kehormatan seorang perempuan dan kejahatan persekongkolan. Inspektur Kumar menjelaskan, di bawah aturan India, Nausheen masih tergolong anak di belum dewasa dan belum diperbolehkan menikah sampai mencapai usia 18 tahun.
"Jika seorang laki-laki Sudan ingin berafiliasi seks, beliau harus membayar 3 kali lipat (di Sudan) alasannya yakni di sana hanya ada sedikit wanita, atau beliau harus mengambil istri kedua. Sedangkan di India, gadis-gadis 'dihargai' lebih murah dan mereka lebih cantik. Bahkan kalau mereka hanya tinggal di sini selama beberapa hari, mereka akan melaksanakan praktik 'kawin kontrak' ini demi seks," tutur Kumar.
Nausheen yang sekarang tinggal di rumah penampungan pemerintah, mengaku dirinya melapor ke polisi untuk menghentikan hal serupa terjadi pada gadis-gadis lainnya.
"Saya tidak tahu apa yang terjadi dan saya baiklah saja tanpa berpikir. Mereka memaksa saya. Mereka mengubah sertifikat lahir saya dan menciptakan yang palsu, yakni saya ditulis sudah berusia 24 tahun. Mereka mengeksploitasi gadis-gadis dan itulah kenapa saya melapor polisi. Saya harus menunjukkan keberanian saya terhadap orangtua saya dengan melapor polisi. Saya tidak ingin pulang ke rumah, saya takut," tandas Nausheen.
Baca juga Pendulum Alat Komunikasi Bawah Sadar
sumber: /search?q=pendulum-alat-komunikasi-bawah-sadar,http://www.news.com.au/travel/news/indias-one-month-wives-sex-trade-exposed/story-e6frfq80-1226621163898
Comments
Post a Comment