Akhir simpulan ini Fenomena anak Genderuwo santer dibicarakan di masyarakat Indonesia, mungkin sebab abnormalitas yang ada pada tubuh dan kenaehan dongeng yang disodorkan oleh media. Dulu masih teringat diingatan kita ada anak genderuwo yang muncul di media dan pernah diikuti dalam ekspo yaitu anak yang berjulukan Tebo dan kini yang lagi rame dibicarakan ialah Wagini si anak genderuwo. Berikut dongeng fenomena anak genderuwo yang admin anehdidunia.com dapatkan dari banyak sekali website.
Tebo Anak Genderuwo
Suatu hari, pada 1970 hiduplah sepasang suami - istri Fai dan Nasikah di lereng Gunung Watungan, Desa Wuluhan, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Fai bekerja sebagai kuli bangunan, istrinya membantu mencari kayu di hutan Ambulu. Masih pengantin baru, konon mereka belum sempat bekerjasama suami - istri, Fai pergi ke kota untuk bekerja di proyek. Fai pun pamit untuk jangka waktu lama.
Ternyata, gres tiga hari pamitan, ‘Fai’ pulang lagi menemui Nasikah. (Dipercaya sebagai gendruwo atau makhluk halus. Postur, cara bicara, suara, dan perilakunya persis Fai, sang suami asl ). Nah, si gendruwo yang menyamar sebagai Fai ini kemudian menyetubuhi Nasikah. Nasikah, perempuan desa itu, tenang-tenang saja sebab menganggap 'laki - laki' itu suaminya yang sah. Bulan ketujuh Nasikah hamil, Fai palsu pamit. Datanglah Fai yang asli.
Maka gegerlah sudah keluarga gres ini. Untung saja, ulama terkemuka di Ambulu meminta Fai untuk bersabar sebab istrinya tidak selingkuh. Ada pesan atau arahan spiritual yang terjadi dengan istrinya. Lalu, lahirlah bayi penuh rambut di tubuh dengan bintik-bintik merah. Orang tuanya memberi nama Imam Sayuti. Tapi pria kekar ini diberi nama gaib, Tebo, sesuai dengan petunjuk 'dari langit'. Tebo kemudian diasuh oleh pasangan suami - istri ini layaknya anak mereka sendiri.
Ternyata, gres tiga hari pamitan, ‘Fai’ pulang lagi menemui Nasikah. (Dipercaya sebagai gendruwo atau makhluk halus. Postur, cara bicara, suara, dan perilakunya persis Fai, sang suami asl ). Nah, si gendruwo yang menyamar sebagai Fai ini kemudian menyetubuhi Nasikah. Nasikah, perempuan desa itu, tenang-tenang saja sebab menganggap 'laki - laki' itu suaminya yang sah. Bulan ketujuh Nasikah hamil, Fai palsu pamit. Datanglah Fai yang asli.
Maka gegerlah sudah keluarga gres ini. Untung saja, ulama terkemuka di Ambulu meminta Fai untuk bersabar sebab istrinya tidak selingkuh. Ada pesan atau arahan spiritual yang terjadi dengan istrinya. Lalu, lahirlah bayi penuh rambut di tubuh dengan bintik-bintik merah. Orang tuanya memberi nama Imam Sayuti. Tapi pria kekar ini diberi nama gaib, Tebo, sesuai dengan petunjuk 'dari langit'. Tebo kemudian diasuh oleh pasangan suami - istri ini layaknya anak mereka sendiri.
Sosok ini cukup menarik perhatian ketika Tebo dititipkan oleh manajer Wahana Misteri (Penyelenggara ekspo yang berkaitan dengan hal-hal gaib) pada tahun 1990 dan menjadi bintang ekspo di sana. Akhirnya kontroversi keberadaan sosok ini merebak. Tentu suatu hal yang ganjil kalau ada makhluk alam lain sanggup 'bersetubuh' dengan insan dan melahirkan insan 'gado - gado'. Hingga ketika ini belum ada penelitian yang lebih ilmiah untuk menunjukan keberadaan 'makhluk' ini.
Wagini Anak Genderuwo
Eyang Ratih merupakan orang yang paling berjasa dalam kehidupan Wagini (29) anak genderuwo. Sejak usia 13 tahun Wagini dirawat dengan penuh perhatian dan kasih sayang oleh Eyang Ratih. Pertama kali bertemu di Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur, Eyang Ratih sudah mencicipi kalau Wagini anak baik, meski wujud fisiknya agak menakutkan. Wagini yang hidup sebatang kara menciptakan Eyang Ratih semakin iba melihatnya.
"Wagini tak minta dilahirkan jelek rupa. Dari kecil beliau kurang kasih sayang orangtuanya. Wagini anak baik, halus dan tak neko-neko," kata Eyang Ratih kepada merdeka.com, Selasa (14/5). Selama hampir 16 tahun mengasuh Wagini, Eyang Ratih tentu hafal betul kebiasaan, tingkah laris anak yang ibunya kembang desa itu. Eyang Ratih mengaku tidak keberatan, sebab beliau menganggap Wagini ialah titipan.
Guru besar dari Departemen Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, Wimpie Pangkahila menyangkal semua dongeng itu. Dia menjelaskan, mustahil ada anak genderuwo yang disebut-sebut buah relasi percintaan antara insan dengan genderuwo. "Kalau orang menyerupai genderuwo iya. Saya kira informasi itu tidak benar, itu pembodohan," katanya ketika dihubungi merdeka.com, Senin (13/5).
Wimpie menjelaskan, tidak pernah ada dongeng secara ilmiah bahwa genderuwo mempunyai anak hasil relasi tubuh dengan manusia. Kemungkinan yang ada, kata dia, anak itu mungkin cacat fisik, berwajah buruk, kurang gizi atau mempunyai kelainan fisik. "Nah itu lho yang saya kira sangat membodohi masyarakat. Kasihan dia," tandasnya.
"Wagini tak minta dilahirkan jelek rupa. Dari kecil beliau kurang kasih sayang orangtuanya. Wagini anak baik, halus dan tak neko-neko," kata Eyang Ratih kepada merdeka.com, Selasa (14/5). Selama hampir 16 tahun mengasuh Wagini, Eyang Ratih tentu hafal betul kebiasaan, tingkah laris anak yang ibunya kembang desa itu. Eyang Ratih mengaku tidak keberatan, sebab beliau menganggap Wagini ialah titipan.
Guru besar dari Departemen Andrologi dan Seksologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali, Wimpie Pangkahila menyangkal semua dongeng itu. Dia menjelaskan, mustahil ada anak genderuwo yang disebut-sebut buah relasi percintaan antara insan dengan genderuwo. "Kalau orang menyerupai genderuwo iya. Saya kira informasi itu tidak benar, itu pembodohan," katanya ketika dihubungi merdeka.com, Senin (13/5).
Wimpie menjelaskan, tidak pernah ada dongeng secara ilmiah bahwa genderuwo mempunyai anak hasil relasi tubuh dengan manusia. Kemungkinan yang ada, kata dia, anak itu mungkin cacat fisik, berwajah buruk, kurang gizi atau mempunyai kelainan fisik. "Nah itu lho yang saya kira sangat membodohi masyarakat. Kasihan dia," tandasnya.
Berikut 6 fakta wacana Wagini anak genderuwo yang diungkap Eyang Ratih:
1. Anak genderuwo ganteng
Dalam dunia faktual wujud Wagini anak genderuwo memang menakutkan. Bahkan, orang yang tidak mengetahuinya mungkin akan berpikir Wagini ialah mahluk halus. Tetapi di alam mistik Wagini begitu dipuja. "Kalau di dunia gaib, Wagini dianggap genderuwo ganteng. Makanya beliau sering digodain. Kadang terlihat beliau suka tertawa sendiri," ungkap Eyang Ratih. Pernyataan sang pengasuh tentu mengundang pertanyaan. Faktor apa yang menciptakan Wagini disebut genderuwo ganteng? Apa yang menciptakan beliau berbeda dengan genderuwo lainnya? "Karena beliau tidak berbulu lebat, hanya di tangan, dada dan punggung. Kulitnya juga tidak hitam," kata Eyang.
2. Bisa sembuhkan orang
Wagini anak genderuwo ternyata mempunyai kelebihan. Memiliki ayah genderuwo, ternyata Wagini sanggup dengan gampang melihat mahluk-mahluk mistik yang jahil. "Misal ada yang diganggu mahluk gaib, dengan sekejap sanggup dinetralisir oleh Wagini. Ini sebab faktor beliau separuh mistik dan manusia," kata Eyang Ratih. Kadang kala kata Eyang Ratih, Wagini suka bersemedi. Wagini pun selalu dijaga oleh ayahnya kemana saja beliau pergi.
3. Tak mau tinggal dengan ibu kandung
Sejak kecil Wagini hidup sebatang kara sesudah ayah tirinya Gimo meninggal dan ibunya Wakijem melarikan diri. Akhirnya, pada usia 13 tahun Wagini bertemu dengan Eyang Ratih di Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Setelah berpisah cukup lama, sekitar lima tahun kemudian Wagini bertemu dengan ibunya di Alas Purwo. Tetapi, Wagini tetap menentukan hidup dengan Eyang Ratih. "Dia minta kasih sayang, beliau itu mahluk tuhan juga," kata Eyang Ratih. Eyang Ratih mengaku tak tahu hingga kapan beliau akan merawat Wagini. Eyang Ratih merasa Wagini juga menyerupai anaknya sendiri. "Dia sudah anggap saya sebagai orangtua," tandasnya.
4. Menghujat kena celaka
Kehadiran Wagini anak genderuwo ternyata tidak begitu saja dipercaya. Sempat ada paranormal teman Eyang Ratih yang meragukan. Paranormal itu menyebut Eyang Ratih hanya mencari sensasi. Setelah mengeluarkan, kata-kata itu, si paranormal menerima celaka. "Tangannya tidak sanggup dibengkokan," kata Eyang Ratih. Namun Eyang enggan memastikan kalau itu akhir dari ucapan si paranormal. Setelah berhari-hari kesannya si paranormal itu mendatangi kediaman Eyang Ratih dan bertemu dengan Wagini. "Dia meminta maaf ke Wagini, sesudah itu tangannya normal lagi," katanya.
5. Mulai makan nasi dan roti
Belalang, jangkrik dan singkong merupakan makanan Wagini anak genderuwo. Setelah dirawat oleh Eyang Ratih perlahan-lahan Wagini mulai sanggup menyantap nasi. "Dulunya enggak sanggup makan nasi. Sekarang mau makan nasi dan roti. Kalau nasi maunya pakai lauk yang kering," katanya. Menurut Eyang Ratih, Wagini mempunyai nafsu makan yang cukup besar. "Dalam sehari sanggup lima kali makan. Merokoknya juga berpengaruh sekali," katanya.
6. Usia 29 tahun masih kecil
Sekarang Wagini anak genderuwo sudah berusia 29 tahun. Untuk ukuran manusia, usia segitu sudah tergolong dewasa. Namun Wagini justru masih dianggap anak kecil. "Usia masih kecil, 29 tahun. Seperti Wagini ini usianya sanggup ratusan tahun," kata Eyang Ratih.
Dalam dunia faktual wujud Wagini anak genderuwo memang menakutkan. Bahkan, orang yang tidak mengetahuinya mungkin akan berpikir Wagini ialah mahluk halus. Tetapi di alam mistik Wagini begitu dipuja. "Kalau di dunia gaib, Wagini dianggap genderuwo ganteng. Makanya beliau sering digodain. Kadang terlihat beliau suka tertawa sendiri," ungkap Eyang Ratih. Pernyataan sang pengasuh tentu mengundang pertanyaan. Faktor apa yang menciptakan Wagini disebut genderuwo ganteng? Apa yang menciptakan beliau berbeda dengan genderuwo lainnya? "Karena beliau tidak berbulu lebat, hanya di tangan, dada dan punggung. Kulitnya juga tidak hitam," kata Eyang.
2. Bisa sembuhkan orang
Wagini anak genderuwo ternyata mempunyai kelebihan. Memiliki ayah genderuwo, ternyata Wagini sanggup dengan gampang melihat mahluk-mahluk mistik yang jahil. "Misal ada yang diganggu mahluk gaib, dengan sekejap sanggup dinetralisir oleh Wagini. Ini sebab faktor beliau separuh mistik dan manusia," kata Eyang Ratih. Kadang kala kata Eyang Ratih, Wagini suka bersemedi. Wagini pun selalu dijaga oleh ayahnya kemana saja beliau pergi.
3. Tak mau tinggal dengan ibu kandung
Sejak kecil Wagini hidup sebatang kara sesudah ayah tirinya Gimo meninggal dan ibunya Wakijem melarikan diri. Akhirnya, pada usia 13 tahun Wagini bertemu dengan Eyang Ratih di Alas Purwo, Banyuwangi, Jawa Timur. Setelah berpisah cukup lama, sekitar lima tahun kemudian Wagini bertemu dengan ibunya di Alas Purwo. Tetapi, Wagini tetap menentukan hidup dengan Eyang Ratih. "Dia minta kasih sayang, beliau itu mahluk tuhan juga," kata Eyang Ratih. Eyang Ratih mengaku tak tahu hingga kapan beliau akan merawat Wagini. Eyang Ratih merasa Wagini juga menyerupai anaknya sendiri. "Dia sudah anggap saya sebagai orangtua," tandasnya.
4. Menghujat kena celaka
Kehadiran Wagini anak genderuwo ternyata tidak begitu saja dipercaya. Sempat ada paranormal teman Eyang Ratih yang meragukan. Paranormal itu menyebut Eyang Ratih hanya mencari sensasi. Setelah mengeluarkan, kata-kata itu, si paranormal menerima celaka. "Tangannya tidak sanggup dibengkokan," kata Eyang Ratih. Namun Eyang enggan memastikan kalau itu akhir dari ucapan si paranormal. Setelah berhari-hari kesannya si paranormal itu mendatangi kediaman Eyang Ratih dan bertemu dengan Wagini. "Dia meminta maaf ke Wagini, sesudah itu tangannya normal lagi," katanya.
5. Mulai makan nasi dan roti
Belalang, jangkrik dan singkong merupakan makanan Wagini anak genderuwo. Setelah dirawat oleh Eyang Ratih perlahan-lahan Wagini mulai sanggup menyantap nasi. "Dulunya enggak sanggup makan nasi. Sekarang mau makan nasi dan roti. Kalau nasi maunya pakai lauk yang kering," katanya. Menurut Eyang Ratih, Wagini mempunyai nafsu makan yang cukup besar. "Dalam sehari sanggup lima kali makan. Merokoknya juga berpengaruh sekali," katanya.
6. Usia 29 tahun masih kecil
Sekarang Wagini anak genderuwo sudah berusia 29 tahun. Untuk ukuran manusia, usia segitu sudah tergolong dewasa. Namun Wagini justru masih dianggap anak kecil. "Usia masih kecil, 29 tahun. Seperti Wagini ini usianya sanggup ratusan tahun," kata Eyang Ratih.
sumber:http://www.merdeka.com/peristiwa/6-fakta-wagini-anak-genderuwo-menurut-eyang-ratih/usia-29-tahun-masih-kecil.html,http://www.kaskus.co.id/thread/50bad2e20a75b4fd51000081
Comments
Post a Comment