Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2020

Mencengangkan!! Misteri Tengkorak Tanpa Kepala

Sebuah penggalian yang dilakukan ketika membangun jalan raya untuk Olimpiade Inggris 2012 ternyata menguak misteri sejarah. Tim penggali sangat terkejut ketika menemukan 45 tengkorak yang rusak. “Menurut kami, tengkorak yang semua terpisah dari tubuhnya ini mungkin berasal dari Jaman Besi. Pertanyaannya, bagaimana mereka mati dan siapa yang membunuh mereka,” ujar Kepala Penggali dari Fakultas Arkeolog Oxford, David Score,Minggu (14/6). Tim arkeolog masih belum mengetahui siapa pemilik tengkorak-tengkorak itu. Score menyampaikan ada kemungkinan mereka tewas alasannya ialah saling serang, dihukum oleh bangsa Romawi, atau bertempur melawan Romawi. Skenario paling masuk akal, mereka kalah dalam pertempuran melawan Romawi. Sejarahnya, invasi utama Romawi pertama kali terjadi di Inggris pada 43 masehi. Sahabat anehdidunia.com Legiun Kaisar Cladius membabat Inggris Barat ketika mengejar suku Celtic. Jika diukur dari kedalamanya, tengkorak-tengkorak itu diperkirakan tidak dikuburkan us

Mencengangkan!! Penyakit Medis Yang Dikaitkan Santet

Ilmu santet sangat dikenal masyarakat meski tak bisa dijelaskan secara ilmiah. Saking terkenalnya, penyakit-penyakit tertentu yang menunjukkan tanda-tanda asing dan tak masuk akal terkadang juga dikaitkan dengan santet atau guna-guna . Berikut sobat anehdidunia.com beberapa penyakit yang bahu-membahu bisa dijelaskan secara medis namun sering disalahartikan dengan santet, menyerupai dikutip detikHealth, Kamis (28/3/2013): 1. Epilepsi Epilepsi merupakan gangguan saraf yang terjadi alasannya yakni otak kelebihan muatan listrik. Namun alasannya yakni kurangnya informasi, kejang alasannya yakni epilepsi sering disalahartikan sebagai gangguan jiwa, kesurupan bahkan santet. "Bangkitan (kejang) epilepsi sering disalahartikan dengan gangguan jiwa. Bangkitan itu bukan alasannya yakni gangguan jiwa, bukan kutukan, bukan guna-guna, hanya muatan listrik otak yang berlebihan. Istilahnya listrik otak konslet," terang Dr Kurnia Kusumastuti, Sp.S(K), Ketua Kelompok Studi (Pokdi) E